sumber: Buku ISLAM IN AMERICA karya Jane I Smith
DINAMIKA KEHIDUPAN IMIGRAN MUSLIM DI AMERIKA
Tak dapat dipungkiri Islam
merupakan sebuah agama yang universal. Eksistensi islam hampir menyeluruh tersebar di seluruh
penjuru bumi tak terkecuali Amerika. Amerika merupakan sebuah negara yang mayoritas
penduduknya beragama kristiani, namun hal tersebut tak bisa menampik berkembangnya
agama islam disana. Kebanyakan para sejarawan menyebut, bahwa islam masuk ke Amerika terjadi pada
pertengahan dan akhir abad 19. Seperti
di negara negara barat lainnya, masuknya agama islam umumnya dibawa oleh
para kaum imigran. American Dreams, itulah tujuan semula para imigran muslim
yang datang ke Amerika. Para imigran muslim yang mayoritas berasal dari Timur tengah
dan Afrika datang ke Amerika dengan harapan dapat memeperoleh peruntungan,
besar ataupun kecil, yang kemudian hasilnya akan mereka bawa pulang kembali ke Tanah air asal.
Sebagian sejawawan berpendapat, dua abad sebelum
perjalanan Columbus di tahun 1492, orang-orang islam telah melakukan pelayaran
dari Spanyol dan sebgaian pesisir barat
laut Afrika ke Amerika Selatan dan Utara.
Para imigran tersebut kemudian bergaul
dan sebagaian ada yang menikah dengan penduduk asli Amerika. Sumber lain
mengatakan kaum imigran muslim banyak
juga yang mendirikan pos pos perdagangan
dan bahkan memeperkenalkan sejumlah benda-benda
seni dan kerajinan. bukti –bukti
tersebut didukung dengan peninggalan
benda benda bersejarah seperti artifak, Tulisan-tulisan dan laporan dari kisah
kisah para saksi mata, namun masih meragukan sehingga teori semacam ini masih
berupa dugaan-dugaan belaka.
Tahun
1492 memiliki arti bersejarah bagi orang
islam. tak hanya karena perjalanan Columbus, namun juga mendakan akhir dari
kehadiran islam di semenanjung Iberia (
Spanyol dan Portugal). Pada tahun 1474 dibawah kekuasaan Raja Fernando dan Ratu
Issabela, Spanyol berubah kembali
menjadi sebuah negara dengan mayoritas penduduknya
penganut Katholik yang kuat dan maju. Dibawah pemerintahan Raja Fernando umat
islam di Spanyol diberikan tiga pilihan pahit
yakni menjadi Kristiani, Imigrasi, dan
hukuman mati. Orang yang memilih pilihan pertama terus menjalankan pratek agama
islam secara diam diam dan tetap mengadakan pertemuan rahasia umat islam selama
berabad abad. Bagi mereka yang melakukan imigrasi, kebanyakan melakukan
pelayaran menuju kepulauan Karibia, dan
bahkan berhasil mencapai sebagian selatan dari negara Amerika Serikat masa
kini.
Migrasi
ke Amerika yang dilakukan oleh para imigran Timur tengah terjadi dalam beberapa
periode. Yang pertama tejadi antara tahun 1875 sampai tahun 1912, kebanyakan
dari mereka berasal dari pedesaan di
Siria besar (Siria, Yordania, Palestina, dan Libanon) yang saat itu berada
dibawah kekuasaan Ottoman. Mayoritas imigran dari Timur tengah adalah orang
orang Kristiani yang cukup mengetahui Amerika dari pelajaran di sekolah-sekolah
misionaris. Sebagian kecil lainnya terdiri atas orang orang muslim Sunni,
Syiah, Alawi, dan Druze.
Gelombang
kedua terjadi setelah kekaisan Ottoman runtuh pasca Perang Dunia 1. Kebanyakan
orang orang muslim yang datang saat itu adalah para kerabat imigran yang
terlebih dahulu datang ke Amerika gelombang kesatu. Amerika saat itu menerapkan
system kouta bagi para imigran, sehingga jumlah imigran yang diperbolehkan
masuk ke Amerika sedikit jumlahnya.
Periode
ketiga yang terjadi pada tahun 1930-an, jumlah kouta hanya diperbolehkan bagi
para kerabat imigran yang terlebih dahulu menetap di Amerika. Dampak dari sitem
ini adalah tidak bertambahnya jumlah imigran hingga pasca perang Dunia 2.
Pada
periode ke empat yang terjadi antara tahun 1947 - 1960, Kaum imigran yang datang ke Amerika
jumlahnya mulai meningkat. System yang berlaku saat itu adalah pemberian kouta
satu tahun bagi setiap negara. kebanyakan dari immigrant tersebut berasal dari
Eropa, namun tak sedikit pula yang berasal dari Timur tengah, India, Pakistan, Afrika, Albania, Yugoslavia, dan Uni Soviet. Gelombang
imigrasi yang berasal dari Timur tengah, Afrika, dan Asia semakin meningkat hal
ini dikarenakan kekacuan politik yang terjadi diberberapa negara muslim.
Kebanyakan dari para imigaran muslim yang datang ke Amerika umumnya tidak
memiliki ketrampilan khusus dan keahlian berbahasa Inggris yang baik, hal ini
menjadikan kebanyakan dari mereka menjadi pekerja kasar, pertambangan, serta
usaha kecil kecilan.
Kehadiran
orang orang muslim imigran lainnya terutama yang berasal dari Afrika
tak serta merta dapat diterima oleh masayrakan asli pribumi. Mereka tidak
diperbolehkan masuk ke fasilitas
fasilatas yang bertuliskan ‘’Whites Only’’.
Mucul anggapan yang menjadi biasa bahwa orang muslim Arab adalah
orang-orang bermata hitam besar, berhidung besar, berkumis tebal, dan
berpakaian aneh. Para kaum imigrant muslim yang merasa terpinggirkan akhirnya
membentuk beberapa wadah organisasi untuk menaungi dan menegaskan identitas dari
kelompok mereka. Kelompok kelompok organisasi islam tersebut tersebar dibeberapa
kota mulai dari Ross, Midwest, Iowa, Michigan, New York, Chicago, California,
dan Quincy.
Organisasi
muslim pertama yang terdokumentasi paling awal terdapat di kota kecil Ross, di
sana mereka melaksanakan kegiatan shalat berjamaah pada awal tahun 1990-an.
Bangunan Masjid dibangun di tahun 1920, namun
sayangnya harus dihentikan karena banyak dari anggotanya yang berpindah memeluk
agama Kristiani. Memang menjadi ironi ketika agama islam sudah mulai berkembang,
banyak dari generasi mudanya yang tak bisa meneruskan tradisi orang tua mereka.
Permasalahan ini membuat mereka terjerembab dengan budaya amerika yang liberal
dan sekuler.
Pusat
Islam (Islamic Center) didirikan pada
tahun 1914 di Michigan City, Indiana. Kebanyakan anggotanya adalah para imigran
asal Syria dan Libanon yang bekerja di bidang
Perdagangan. kelompok ini berkembang cukup pesat, setiap tahunnya anggotanya
terus bertambah, pucaknya terjadi di tahun1924, dimana hampir semua umat muslim
di seluruh wilayah tersebut telah terdaftar sebagai anggota. Menaggapi
bertambahnya jumlah anggotanya, para imigran tersebut kemudian menamai
organisasi kelompok mereka dengan nama The Modern Age Arabian Islamic Society (Masyarakat
Islam Arab Zaman Modern).
Di
Cedar Rapids, Iowa, terdapat sebuah Masjid tertua di Amerika. Masjid yang
sering disebut ‘’Ibu Masjid Amerika’’ ini selesai dibangun pada tahun1934. Dana
pembangunan berasal dari iuran masyarakat muslim yang anggotanya terdiri atas
pedagang keliling yang kemudian menjadi para penjaga toko yang menyediakan
barang kebutuhan sehari hari untuk para petani di wilayah tersebut. Masjid yang
sekarang masih berfungsi ini, awalnya adalah sebuah balairung sewaan di
tahun 1920. Secara berkala masjid ini
terus mengalami renovasi dan perluasan hingga akhirnya sebuah menara
ditambahkan untuk memeperindah masjid pada tahun 1980.
New
York merupakan sebuah kota yang paling banyak ditempati imigran. Bermacam
kelompok suku bangsa dan ras hidup berdampingan di sana. Penduduk muslim di
sana umumnya bekerja sebagai pelaut, pedagang keliling, dan penjaga toko.
American Mohammedan Society (Masyarakat Amerika Pengikut Muhamad) adalah sebuah
organisasi islam yang dibentuk di New York pada tahun 1907. Pendiri organisasi
ini berasal dari imigran muslim Polandia, Russia, dan Lithuania. Pada tahun
1950-an organisasi ini menyatakan telah memiliki sekitar empat ratus anggota.
Namun, sayangnya organisasi yang pada tahun 1960-an beganti nama menjadi Moslem
Mosque ini terus mengalami pasang surut meskipun masih tetap eksis hingga kini.
Salah satu organisasi Islam yang paling menonjol di New York adalah Islamic Mission
Of America For The Propagation Of Islam And The Defense Of The Faith An The
Faithfui (Misi Islam Amerika untuk penyebaran islam dan pertahanan keimanan
orang orang beriman). Organisasi ini didirikan pada tahun 1930-an oleh seorang
Imigran Maroko di dekat pemukiman muslim asal Timur Tengah.
New
York menjadi tempat berkumpulnya imigran muslim hampir dari seluruh penjuru
dunia. Organisai –organisasi islam menganggap kota ini merupakan tempat yang
subur untuk mengembangkan kegiatan mereka. Meskipun terdapat banyak organisasi
islam yang mencirikan suku bangsa tertentu, namun perbedaan tersebut mereka
pergunakan untuk menekankan persatuan umat muslim. Salah satu kelompok yang
meyatukan seluruh umat muslim tersebut bernama Islamic Cultural Center Of New
York. Didalam oranisasi ini terdapat banyak orang islam yang berbeda suku, ras,
dan bangsa misalnya saja ada yang dari
Asia, Eropa, Afrika, Muslim Amerika asli, muslim Sunni, dan juga muslim Syi’ah.
Islamic Cultural Center Of New York
sendiri kini banyak melakukan berbagai upaya untuk menarik muslim imigran dan
muslim Amerika keturunan Afrika untuk bersatu.
Kota
berikutnya yang menjadi rumah bagi para imigran
adalah Chicago. Banyak orang orang muslim yang tinggal di sana dengan
latar belakang budaya, suku bangsa, ras, dan social ekonomi. Kelompok muslim
terbesar India terdapat di sana. Di kota ini pula lah terdapat markas
organisasi islam Afro Amerika yang dipimpin oleh Warith Denn Muhamad. Kehidupan
Umat muslim Chicago umumnya sangat bergairah, terbuka, memiliki keuangan yang
kuat, serta berpendidikan. Perlu diketahui juga bahwa umat muslim Chicago memainkan
peran penting dalam pengembangan dan kemakmuran kota Chicago.
Berikutnya
kita akan menengok kehidupan umat muslim di California. Pada tahun 1895 orang
orang muslim dari anak benua India telah banyak yang berdatangan. Kebanyakan
dari mereka bekerja sebagai buruh tani dan pekerja kasar. Seperti halnya New
York dan Chicago, California jga merupakan pusat bagi kaum imigran muslim dari
penjuru dunia, terutama dari Timur tengah, Iran, Afghanistan, dan anak benua
India. jumlah penduduk muslim di California secara signifikan mengalami
peningkatan di tahun 1990-an. Perlu dicatat, dalam perkembangannya wilayah Los
Angeles dan San Francisko ternyata telah banyak melahirkan pemimpin-pemimpin
terkemuka bagi beberapa organisasi Islam di Amerika Serikat.
Di
California juga terdapat organisasi
Islamic Center Of Southern. Organisasi ini memiliki staf berpendidikan tinggi
yang dipimpin dua kakak beradik dari Mesir. Organisasi ini juga memiliki
bangunan gedung lengkap dengan masjidnya, pusat media, sekolah, kantor
penerbitan, dan sejumlah ruang rapat. Lebih dari seribu orang biasanya hadir
mengikuti shalat jum’at di Masjid mereka. Pada tahun 1919 sebuah masjid sunni
dibangun di dekat Highland Park, namun usianya singkat, hal ini dikarenakan
Ford Motor Company sebagai investor memindahkan Pabriknya ke Dearborn pada akhir tahun1920-an. Pemindahan Pabrik
ternyata menguntungkan para pekerja
imigran kulit hitam dari selatan. kehidupan masyarakat Muslim Syi’ah dan Sunni
berhubungan sangat erat sekali. Hingga kini di Dearbornd telah terdapat lima
masjid aktif dimana dua milik islam sunni dan tiga milik islam syi’ah.
Yang
terakhir kita akan melihat kehidupan muslim
yang terdapat di wilayah Quincy. Quincy sendiri merupakan salah satu
kota pelabuhan yang terdapat di Amerika. keadaan tersebut menjadikan banyaknya
imigran yang bekerja pada industry galangan kapal. Pada tahun 1875 kebanyakan
imigran muslim yang berada di sana berasal dari Libanon. Pada tahun 1934
kelompok-kelompok muslim dari Boston dan sekitarnya bersatu dengan orang-orang
muslim di Quincy, mereka kemudian membentuk organisasi yang diberi nama Arab
American Banner Society (Masyarakat Terpandang Amerika Keturunan Arab).
Arab
American Society sendiri anggotanya berasal dari Guru, Usahawan, Pedagang, dan
pekerja kerah biru. Melalui dana iuran bersama, akhirnya mereka berhasil
membangun sebuah masjid pada tahun 1963 dan sejak saat itu bangunan tersebut
secara resmi dikenal sebagai Islamic Islamic Center Of New England. Baru baru
ini dibawah pimpinan Imam Tal Eid anggotanya memindahkan markas mereka dari
Quincy ke tempat yang lebih besar di Sharon, Massachutts.
Geliat Komunitas Muslim Amerika
keturunan Afrika (Afro Amerika)
Manusia kulit hitam
Amerika, ketika kita mendengar kata kata itu maka yang telintas dalam benak
kita adalah segerombolan para budak yang di datangkan dari Benua Afrika. Jika
para imigran lain menyebut Amerika adalah ‘’tanah harapan’’, maka kata kata itu
tidak bisa disematkan bagi imigran kulit hitam dari Afrika. Bagi mereka Amerika
adalah sebuah tanah perbudakan yang amat menyeramkan. Kebanyakan dari imigran
kulit hitam tersebut adalah orang-orang muslim yang dibawa dalam perdagangan
budak di masa colonial dan pasca colonial. Para laki-laki dan perempuan yang
terjerat dalam perbudakan ini umumnya datang dari berbagai wilayah di
Sub-Sahara Afrika mulai dari Senegal hingga Nigeria.
Malangnya, para budak
yang mayoritas beragama islam ini sangat sulit sekali menjalankan ritual ibadah
mereka. sebagaimana halnya orang orang muslim yang ingin tetap tinggal di
Sepanyol pada masa raja Ferdinand, nasib budak muslim di Amerika oleh
majikannya terus dipaksa untuk memeluk agama kristiani. Sejarah mencatat banyak
dari budak tersebut akhirnya berpindah memeluk agama kristiani, namun bagi
mereka yang masih teguh imannya stidaknya masih tetap memepertahankan keislaman
mereka hingga awal abad ke 20.
Seperti halnya imigran
muslim dari Eropa, Timur tengah, dan Asia, Kedatangan para imigran kulit hitam
ke Amerika sangat tidak disukai oleh warga kulit putih Amerika. Tidak sedikit
pula terdapat imigran Afrika yang datang dalam keadaan merdeka. Bagi masyarakat
pribumi, kedatangan kulit hitam yang merdeka sangatlah mengancam perekonomian
kulit putih. Maka tak mengherankan sering terjadi peristiwa pembunuhan terhadap
warga kulit hitam yang tinggal di selatan. Para korban pembuhan terebut umumnya
dibunuh secara sadis dengan dibakar dan digantung. Kejadian ini memunculkan beberapa
gerakan organisasi kulit hitam yang dibentuk dengan tujuan membantu kulit hitam
untuk menemukan identitas mereka. Diantara organisasi yang diketahui adalah
Universal Negro Improvement Association
(UNIA) dan National Of Islam (NOI).
Universal Negro
Improvement Association (UNIA) sendiri didirikan oleh Marcus Garvey yang
akhirnya bergabung dengan Noble Drew Ali. Ali pun mengubah nama organisasi
tersebut menjadi Moorish National and Divine Movement (Gerakan Agama dan Bangsa
Moor) yang belakangan berganti lagi menjadi Moorish Science Temple Of America
(Kuil Pengetahuan Bangsa Moor Amerika) dan bermarkas di New Jersey. Kata Moor
sendiri menandakan bahwa sesungguhnya nenek moyang bangsa Afrika adalah bangsa
Asiatik atau Moor, ungkap Ali. Lima prinsip yang diberikan Ali adalah Kasih
sayang, Kebenaran, Perdamaian, Kebebasan, dan Keadilan. Naskah suci yang
dituliskan Ali untuk orang orang Amerika keturunan Moor diberi judul The Holy Koran Of Moorish Science Temple Of
America. Namun, sayangnya Naskah tersebut melenceng jauh dari Alqur’an
kitab suci umat Islam yang sesungguhnya.
Ali meyakini bahwa dirinya
adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah untuk orang-orang Moor Amerika,
seperti halnya Muhamad yang diutus di Mekkah pada masanya. Pesan utama ajarannya adalah bahwa keselamatan hanya bisa dicapai
manakala kaum kulit hitam menanggalkan berbagai identitas yang dipaksakan
terhadap diri mereka oleh kaum kulit putih di Amerika, seperti Negro atau kulit
berwarna, dan memahami bahwa asal usul sejati mereka adalah Asiatik. Pesan Ali
ini mampu menarik perhatian kaum kulit
hitam berpendidikan rendah yang menderita akibat perekonomian, merasa sedih
mengenai nasib mereka ditengah masyarakat Amerika, dan sangat menginginkan adanya
identitas yang melepaskan mereka dari penjajahan kulit putih. Pada tahun 1913,
untuk pertama kalinya kelompok ini akhirnya berhasil mendirikan Kuil Moor
pertama di Newark.
Pada tahun 1916 anggota Moorish
Science Tample terpecah menjadi dua kelompok. Yang satu tetap berada di New
Jersey berganti nama menjadi Holy
Moabite Temple dan yang satunya lagi pindah ke Chicago bersama pemimpinya,
Ali. Konvensi Nasional Moor pertama berhasil dilangsungkan pada tahun 1928.
Kehadiran organisasi yang dikomandoi oleh Ali ini telah mampu mengubah prinsip
orang Moor itu sendiri, mereka merasa terangkat harga dirinya sebagai manusia.
Perekonomian orang-orang Moor mulai berkembang, banyak diantara
angota-angggotanya mendirikan toko-toko, restoran, dan usaha kecil lainnya.
‘’Kita tak akan terjamin dalam hal apapun kecuali jika kita memiliki kekuatan
ekonomi’’, Ujar Ali.
Pada tahun 1929 Ali
ditangkap dan dipenjarakan. tak lama setelah dibebaskankan ia meninggal dunia
secara misterius. Sepeninggal Ali, banyak calon
yang muncul memperebutkan posisinya, namun sayangnya tak ada satu orang
pun yang memiliki jiwa kepemimpinan seperti Ali. Moorish Science Tample, kini
menjadi sebuah organisasi kecil yang terbuka bagi siapapun yang menganggap
dirinya Asiatik, meskipun para anggota pada dasarnya adalah warga Amerika
keturunan Afrika. Saat ini kantor pusat organisasi terletak di Chicago.
Pemimpin mereka disebut Syek atau Syekhes agung, sementara anggotanya memakai
nama El atau Bey dibelakang nama asli mereka. Pendidikan bagi anak-anak
mendapat perioritas yang sangat tinggi. Ciri khas dari para anngotanya ialah
menggunakan Fez (Peci tradisonal Turki) bagi laki-laki, sedangkan perempuannya
memakai Surban dan baju panjang. Moorish Science Temple sangat menganjurkan
agar para anggotanya menjauhi kafein, alcohol, dan narkoba. Atas prestasinya
menggalakan kemajuan sosial, ekonomi, dan moral warga Amerika keturunam Afrika,
mereka pun mendapatkan apresiasi yang besar dari masyarakat Amerika khususnya keturunan
Afrika.
Dekade awal abad
ke -20 bagi kaum kulit hitam Amerika merupakan masa perpindahan sosial,
kekurangan ekonomi, dan keingin akan adanya semacam identitas nasional. Setelah
Marcus Garvey dikirim ke pengasingan pada tahun 1927 dan Ali wafat ditahun 1927,
gerakannya bisa dibilang mati, meskipun Moorish American Tample terus berlanjut, namun
pamornya telah meredup. Tongkat estafet perjuangan
kaum kulit putih akhirnya diteruskan oleh pria hitam kecil dari Detroit. Pria
tersebut bernama Wallace D. Fard, yang nantinya akan memprakarsai berdirinya organisasi
Nation Of Islam (NOI).
Berbeda dengan Noble
Drew Ali, Wallace D. Fard menyebut warga kulit hitam Amerika adalah bangsa Shabbaz, bangsa yang diyakininya
tersesat dan kini telah ditemukan kembali untuk dibawa ke jalan yang benar.
Fard petama kali muncul di Detroit pada tanggal 4 Juli 1930. Diantara pengikut
Fard yang paling menonjol adalah Elijah Poole. Elijah Poole sang murid meyakini
bahwa Fard adalah Mahdi yang dijanjikan, yakni orang terbimbing yang
kedatangannya diharapkan memulai periode terakhir sebelum hari kebangkitan dan
penghakiman. Fard sendiri merupakan penggagas berdirinya Nation Of Islam (NOI),
sebuah organisasi Islam kulit hitam yang paling berpengaruh di Amerika hingga
saat ini.
Chief Minister adalah
sebutan bagi pemimpin NOI. Jabatan Fard sebagai Minister hanya berlangsung selama
tiga tahun. Dibawah kepemimpinanya, NOI berhasil mengembangkan bidang
pendidikan bagi laki-lai, perempuan, dan anak-anak. Ia juga berhasil membentuk
sebuah pasukan keamanan yang diberi nama Fruit Of Islam. Namun, dibawah
kepemimpinanya pula kerap terjadi beberapa insiden serius yang merugikan
Amerika. Fard dituduh menimbulkan kekerasan dengan ajaranya yang rasis sehingga
ia beberapa kali ditahan. Pada tahun 1933, diakhir kepemimpinannya Fard diusir
dari Detroit, dan sejak 1934 ia
menghilang secara misterius.
Setelah menghilangnya
Fard, Elijah poole menggantikan posisi Fard sebagai Minister NOI. Elijah adalah
seorang pemimpin yang keras dan tegas. orang-orang yang hendak bergabung dengan
NOI haruslah memasukan surat permohonan kepada Minister dan jika ia diterima
maka harus membuang nama budaknya dengan menambahkan huruf X dibelakang nama mereka. Banyak ajaran NOI
yang dikembangkan oleh Elijah tidak bersesuaian dengan tradisi islam. Elijah
meyakini bahwa dirinya adalah seorang nabi bagi kaum Shabaz di Amerika. NOI
memandang kitab suci Al-Qur’an
mengajarkan bahwa setiap bangsa pasti memeperoleh nabi, begitupun bangsa
Shabaz.
Ajaran NOI menjelaskan
bahwa kaum kulit hitam merupakan bangsa pilihan tuhan sedangkan kaum kulit putih adalah keturunan setan, Maka dari itu NOI mengajak para kaum kulit
hitam yang disebutnya bangsa Shabaz untuk bangkit dari keadaan yang terpuruk
akibat perbudakan yang dilakukan kaum kulit putih. Bendera NOI sendiri
menyimbolkan kota Mekkah. Mereka mengklaim bahwa mereka bukan lah termasuk
bagian dari Amerika Serikat, namun mereka menampilkan identitas kulit hitam di
dalam Amerika Serikat. Kehancuran bangsa kulit putih Amerika sudah ada di depan
mata, begitulah keyakinan NOI. Jadi, pada prinsipnya NOI bukan lah sebuah kelompok organisasi yang
ingin memerdekakan diri sebagai bangsa kulit hitam melainkan mereka hanya ingin
kaum kulit hitam terangkat drajatanya agar tidak hina.
Elijah sang pemimpin,
menekankan kepada seluruh anggotanya agar mereka mementingkan nasib kaum kulit
hitam. Kerja keras dan profesionalisme sangat digalakan agar perekonomian kaum
kulit hitam terangkat. Elijah yang hanya tamat sekolah dibangku kelas empat SD
begitu mendukung akan pentingnya pendidikan bagi kaum kulit hitam, oleh karena
itu pendirian sekolah –sekolah muslim pun mulai ditatanya. Pada tahun 1930-an,
University Of Islam, yakni sekolah-sekolah berjenjang yang berada dibawah
naungan NOI, mulai menjalin hubungan dengan kuil-kuil muslim untuk mendidik
anak-anak hingga jenjang sekolah menegah atas.
Diantara
banyaknya anggota NOI, Malcom X merupakan orang kepercayaan Elijah yang
dipercaya menjadi kaki tanganya. Malcom X pertama kali mengetahui ajaran NOI
melalui saudara laki-lakinya, Reginald. Pada tahun 1947 saat berusia dua puluh dua tahun, ia resmi menjadi anggota NOI. Malcom segera menjadi corong
propaganda NOI di Amerika. Dia mengirim surat ke Presiden Henry Truman,
mengatakan siap mendirikan negara komunis berasaskan Islam. Dia pun aktif
membela anggota NOI yang dipukuli polisi Kota New York pada tahun 1957. Biro
Penyidik Federal (FBI) langsung memantau karena Malcolm X sangat karismatik.
Sekali bicara, ribuan warga kulit hitam, muslim dan non-muslim berkerumun dan
mendengarkan takzim.
pidatonya yang keras membuat
Presiden John F. Kennedy yang baru terpilih sampai melobi dia agar masuk
Kongres, supaya pergerakannya di NOI tidak menciptakan makar. Malcolm X menjadi
politikus internasional. Dia berkawan akrab dengan Presiden Mesir Gamal Abdul
Nasser dan Pemimpin Kuba Fidel Castro. Pada 1964, dia berangkat haji. Di sana,
Malcolm mendalami Islam aliran Sunni sekaligus mengganti namanya menjadi Al
Hajj Malik El-Shabazz. Dia mengaku selama di NOI cara beragamanya ternyata
keliru. Dia mengira Islam hanya alat untuk kemerdekaan kulit hitam.
Ketenarannya ternyata berbuntut panjang.
Elijah sebagai pemimpin NOI merasa tersaingi. Gesekan keduanya kerap terjadi.
Malcolm X akhirnya memutuskan keluar dari NOI dengan alasan organisasi radikal
ini lebih mementingkan persoalan ras daripada syiar agama Islam. Dia pun akhirnya
bersedia bekerjasama dengan pegiat persamaan kulit hitam moderat, seperti
Pendeta Martin Luther King Jr. Nasib Malcolm berakhir tragis. Ketika berceramah
di Aula Adubon, New York, dua pria mendadak memberondong dia. Dia tewas dengan
21 luka tembakan. Konon, mereka adalah suruhan NOI yang merasa Malcolm membelot
dari perjuangan organisasi.
Sepeninggal Elijah poole di tahun
1975, Wallace Muhamad (Warrith Deen Muhamad) putera dari Elijah secara resmi
didaulat menjadi Chief Minister NOI di Chicago. Sebagai putera Elijah ia tidak
sefaham dengan pemikiran ayahnya, karena itu ia secara kritis mengevaluasi
ajaran ayahnya yang tidak sejalan dengan ajaran islam pada umumnya. Naiknya
Wallace sebagi pemimpin ternyata mengakibatkan perubahan penting di dalam
gerakan NOI. Hal ini lah yang kemudian tidak disetujui oleh pemimpin NOI yang berikutnya yakni Louis Farakhan.
Wallace secara resmi menolak doktrin
superioritas kaum kulit hitam, menurutnya semua ras yang ada dimuka bumi ini
adalah sama drajatnya. Sebagai Minister ia banyak melakukan perubahan
keorganisasian salah satunya adalah penghapusan pasukan keamanan Islam (Fruit
Of Islam). Wallace menyebut anggotanya sebagi kaum Bilal. Kaum Bilal terus
menjadi penyebutan bagi muslim Ameriaka kulit hitam.
Sebagai seorang pemimpin, Wallace
merupakan seorang yang memilki visi yang amat mempengaruhi kulit hitam Amerika.
Menurut Wallace, semula ia memandang para anggota NOI terlebih dahulu agar
mereka memiliki identitas kelompok sendiri, oleh karena itulah Wallace merubah
NOI menjadi ‘’The World Community Of Islam In The West’’ (Masyarakat Islam
Dunia Barat) disingkat WCIW.
Perubahan-perubahan eksternal
lainnya diantaranya ialah merubah nama kuil menjadi Masjid, memasukan
symbol-simbol Arab, diaktifkannya sholat berjama’ah, persamaan hak antara
laki-laki dan peempuan, dan melonggarkan tata cara berpakaian yang kaku. Pada
tahun 1980, Wallace resmi mengganti namanya menjadi Warith Deen Mohamad, Ia pun
merubah WCIW menjadi American Moslem Mission. Kali ini Warith tidak lagi
mencirikan ras tertentu pada pengikutnya. Pada tahun 1985 dalam ceramahnya
Warith mengatakan, ‘’Kita adalah orang muslim, anggota dari tubuh Sunni di
seluruh dunia’’. Warith telah merubah pandangan kaum kulit hitam agar mereka
benar benar melaksanakan syari’at islam yang sebenarnya. pelajaranyang bisa kita ambil dari Warith
adalah bahwa dia menganggap bahwa semu drajat manusia dimuka bumi ini adalah
sama dan tidak satu pun ras yang paling unggul.
Lousi Farakhan salah satu pengikut
setia Elijah dan juga petinggi NOI menyatakan pengunduran dirinya dari
oragnisasi yang dipimpin oleh Warith pada tahun 1978. Ia merasa bahwa warith
telah merusak serta mengabaikan cita cita Elijah, pemimpin NOI terdahulu.
Farakhan akhirnya kembali membentuk dan menghidupkan NOI yang baru, namun tetap
tidak menghilangkan visi dab misi NOI era Fard dan Elijah. ia kembali
menegaskan ideologi supermasi kuli hitam dan kehancuran kulit putih yang sempat
dihilangkan Warith.
Meskipun masih berstatus oraganisasi
kecil, NOI pimpinan Farakhan terus mendapat perhatian masyarakat Amerika . pidatonya
yang lugas, Kontoversial serta berani, menjadikan farakhan sebagai sasaran
empuk dunia jurnalistik. Di tahun 1984, ketika pemilu presiden Amerika serikat, dalam menyampaikan dukungannya
terhadap calon presedin Jesse Jacksaon ia mengatakan bahwa agama Yahudi
merupakan agama selokan dan Hitler adalah orang hebat. Pada tahun 1997 melalui
NOI, Farakhan berhasil mengguncang Amerika serikat, dimana ia berhasil
menyatukan seluruh warga Amerika keturunan Afrika dengan megadakan ‘’Milion Man
March’’ di Washington D. C.
Untuk menyokong dana keuangan NOI, Farakhan
banyak mendapat bantuan dari pemimpin Libya
Moamar Kadafi serta beberapa pemimpin Arab lainnya. NOI dibawah Farakhan
meskipun kontoversial, tak diragukan lagi telah memeberikan pelayan masyarakat
dan sosial yang penting. Melalui NOI pula setiap tahunnya banyak masyarakat
Amerika yang berbondong bondong masuk islam (versinya NOI). Hingga sekarang NOI
merupakan sebuah organisasi islam yang paling berpengaruh di Amerika, hingga Pergerakan
Farakhan dan anggotanya pun selalu dipantau FBI