Selasa, 18 Agustus 2015

PONDOK PESANTREN AL HIKMAH BENDA BUMI AYU BREBES

AL-HIKMAH RIWAYATMU KINI


Tulisan ini ditulis pada 9 Februari 2012.
penulis siap menerima  kritik jika terdapat tulisan yang tidak sesuai dengan Fakta.

Pondok pesantren Al-Hikmah Benda merupakan salah satu pondok terbesar di Jawa tengah. Pondok ini terletak di Desa Benda - Bumi Ayu, suatu daerah yang menghubungkan Tegal dan Purwokerto (Banyumas) Jawa Tengah. Hingga kini tercatat sudah ribuan santri yang belajar di sana. Umumunya mereka berasal dari Brebes, Tegal, Banyumas, Cirebon, Indramayu, Karawang, Jakarta, serta Sumatera. Perintis berdirinya Pondok pesantren Al-Hikmah adalah K.H. Kholil Bin Mahali. melihat kondisi masyrakat desa Benda yang masih rawan akan pengetahuan agama, alumnus Pondok Pesantren Mangkang Semarang ini pada tahun 1911 mengawali dakwahnya mengenai agama islam terhadap masyarakat sekitar.

melalui metode ‘’Bil Hikmati Wal Maudzotil Hasanah’’ (bijaksana dan nasihat-nasihat yang baik) ke ikhlasan berdakwah serta memberikan suri teladan, beliau mengadakan kegiatan pengajian Kitab kuning dan Al-Qur’an di surau-surau dan kediaman beliau sendiri. Menyusul kemudian pada tahun 1922, sepulangnya dari menuntut ilmu di Masjidil Haram Mekah, K.H. Suhaimi Bin Abdul Ghani (keponakan K.H. Kholil) bahu membahu bersama K.H. Kholil mengajarkan ilmu agama islam kepada masyarakat benda serta merubah keadaan masyarakat Desa Benda dari keterbelakangan menjadi setingkat lebih maju baik dibidang pendidikan, ekonomi, dan kebudayaan.

Atas dorongan K.H. Munawir (pimpinan Pondok pesantren Krapyak Yogyakarta), pada tahun 1927, K.H. Suhaimi yang juga seorang Khafidzul Qur’an (penghafal Qur’an) mendirikan Pondok pesantren Tahfidzul Qur’an di atas tanah Nyai Habibah (ibunda K.H. Suhaimi). Maka K.H. Suhaimi membangun asrama dengan beberapa kamar. Pondok tersebut merupakan cikal bakal Pondok Pesantren Al – hikmah Benda yang ada sekarang ini. Pesantren yang didirikan K.H. Suhaimi tersebut adalah penyempurnaan dari bentuk pengajian Kitab kuning dan Al-Qur’an rintisan K.H. Kholil.

Awal mulanya santri di sana hanya sebatas anak-anak muda dan masyarakat Desa Benda itu sendiri. Santri di sana pun diwajibkan menghafal Al-Qur’an 30 juz, maka tidak menherankan jika Desa benda terkenal sebagai salah satu desa terbanyak penghafal qur’annya di Pulau Jawa. Pendirian pondok pesantren tersebut ditindak lanjuti dengan didirkannya pendidikan klasikal/sistem Madrasah, yaitu Madrasah Tamrinussibyan yang kemudian mendapatkan izin operasional dari Pemerintah Hindia-Belanda dengan nomor izin 123 tahun 1930 M. maka resmi berdirilah Pondok Pesantren Al – Hikmah Benda pada tahun 1930.

Pada waktu perang kemerdekan Indonesia, Pondok Pesantren Al-Hikmah mengalami keguncangan dan bahkan kehancuran. Pada saat itu dengan dikomandoi oleh para Kiayi, santri dan masyarakat ikut berjuang melawan penjajah hingga Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Banyak diantara Kiyai, santri, dan masyarakat yang gugur seperti K.H. Ghozali, M. Miftah, H. Mazyihadi, Hj. Aminah, Syukri, Da’ad, Wahyu, Siroj, dll. Setelah keadaan kembali aman K.H. Kholil dan K.H. Suhaimi beserta para santrinya kembali melanjutkan aktivitas belajar-mengajarnya di tahun 1952.

Dalam menahkodai Pondok pesantren Al-Hikmah, K.H. Kholil dan K.H. Suhaimi dibantu oleh K.H. Ali As’ary (menantu K.H. Kholil), Ust. Abdul Jalil, Kyai Sanusi, dan K.H. Ma’ud. Pada tahun 1955, K.H. Kholil berpulang ke rahmatullah dan selang beberapa tahun berikutnya tepatnya pada tahun 1964 K.H Suhaimi pun menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang. Makam K.H. Kholil sendiri terletak di Tempat Pemakaman Umum Bulakwungu, sedangkan makam K.H Suhaimi berada di belakang Masjid Jami Al-Hikmah Benda.

Sepeninggal K.H. Kholil dan K.H. Suhaimi, tonggak kepemimpinan Pondok Pesantren Al-Hikmah Benda diteruskan oleh keturunan-keturunan beliau berdua. Dalam hal ini K.H. Shodiq (putera K.H. Suhaimi) dan K.H. Masruri Abdul Mughni (cucu K.H.Kholil) tampil sebagai penerus pendahulunya tersebut. Di bawah kepemimpinan beliau berdua Pesantren Al-Hikmah berkembang cukup pesat, hal ini ditandai dengan berdatangannya para santri dari berbagai daerah untuk mondok di pesantren tersebut.

Menanggapi hal di atas  K.H. Shodiq dan K.H. Masruri dalam mengembangkan pesantren, mereka membagi pondok pesantren Al-Hikmah menjadi dua yaitu Pondok Pesantren Al-Hikmah 1 (Al-Hikmah Putera/Barat) dibawah asuhan K.H. Shodiq dan Pondok Pesantren Al-Himah 2 (Al-Hikmah Puteri/Timur) dibawah asuhan K.H. Masruri. Meskipun berbeda pengasuh namun pondok pesantren ini tetap masih dalam satu ikatan kekeluargaan, yakni Pondok pesantren Al-hikmah. Seiring dengan berjalannya waktu Pondok pesantren Al-Hikmah tidak hanya sebatas mengajarkan pendidikan informal saja kepada santerinya melainkan juga memberikan pendidikan formal. hal ini ditandai dengan didirkannya  lembaga-lembaga pendidikan seperti Mts 1 (Th. 1964), MDA/MDW (Th. 1965), Madrasah Mualimin Al-Hikmah/MMA (Th. 1966), Madrasah Aliyah/MA (Th. 1968), Mts 2,3 (Th. 1986), Perguruan Takhasus Qiratul Kutub (Th.1988), SMK (Th. 1987), Mts 4,5 (Th. 1989), Madrasah Aliyah/MA 2(Th. 1990).

Sepulangnya dari menuntut ilmu bersama Syeikh Muhamad Bin Alawi Al-Maliki di mekkah pada tahun 1985, K.H. Labib Shodiq Suhaimi (putera K.H. Shodiq) kemudian diangkat menjadi menantu oleh K.H. Suhaimi dengan menikahi puterinya yaitu nyai Zakiyah. K.H. Labib pun di embankan tugas untuk membantu ayahnya K.H. Shodiq mengasuh pondok pesantren Al-Hikmah 1 (Al-Hikmah Putera/Barat). K.H. Labib pun diberikan kepercayaan untuk mengasuh Al-Hikmah 1 komplek Masjid Jami’ sedangkan ayah beliau yaitu K.H. Shodiq mengasuh Al-Hikmah 1 komplek Ibnu Mas’ud.

Untuk memudahkan langkah-langkah yang diambil oleh lembaga pendidikan pondok pesantren Al-Hikmah serta dapat dipertanggung jawabkan secara hukum, maka didirikan pondok pesantren menjdi yayasan pendidikan pondok pesantren Al-Hikmah melalui akta notaries  No. 12 tanggal 9 Januari tahun 1989. Dengan susunan pengurus sebagai berikut:

Ketua              :  K.H. Shodiq Suhaimi

Wakil Ketua     :  K.H. Masruri Abdul Mughni

Sekretaris I     :  Drs. Musthofa Nasuha

Sekretaris II    :  K.H. Abdullah Adib Masruha. Lc

Bendahara I    :  K.H. Labib Shodiq Suhaimi

Bendahara II   :  K.H. Solahudin Masruri

Pembantu        :  Drs. Rozikin Daman, H. Mas’ud Zamawi, H. Luthfi Atkhori, Ridwan San’an, Amir Faruk, dan Shohibi Miftahudin.

Pesantren Al-Hikmah Benda juga mengajarkan santri-santinya untuk latihan berorganisasi. Hal ini ini tegaskan dengan dibentuknya berbagai organisasi-organiasi daerah asal para sanri seperti HISTE (Himpunan Santri Tegal), ITHOBSYI (Himpunan Santri Brebes), HISBAN (Himpunan Santri Banyumas meliputi Purwokerto, Banjarnegara, Purbalingga, dan Cilacap), Itmammu Syarki (Himpunan Santri Pemalang), ISABA (Ikatan Santri Jawa-Barat meliputi Cirebon, Indramayu, Subang, Bandung, Karawang dan daerah Jawa-Barat lainnya), IMJA (Himpunan Santri Jabodetabek), serta IKSAS (Ikatan Santri Sumatera).

Dalam perakteknya organisasi-organisasi tersebut setiap hari Selasa dan Jum’at selalu mengadakan kegiatan untuk para warganya, dan jika bulan Ramadhan tiba mereka selalu mengadakan BSK (Bakti Sosial Keagamaan) dengan mereka terjun langsung untuk berdakwah dan berkecimpung didalam kemasyarakatan yang waktu dan tempatnya sudah mereka tentukan.

Dalam perkembangannya para santri Al-Hikmah tidak hanya dituntut untuk dapat membaca kitab kuning dan berdakwah di masyarakat, mereka juga dituntut untuk dapat meningkatkan skiel mereka, sehingga jika sudah keluar dari pesantren maka mereka mampu bersaing untuk dapat bertahan hidup dengan masyarakat luar. Oleh karena itu para santri di Al-Hikmah di ajarkan ketrampilan-ketrampilan khusus di sekolah mereka masing-masing seperti Qiratul Kutub ( latihan membaca kitab kuning), Falakiyah, Perikanan, Peternakan, Penukangan, Tata boga, Penjualan, Tata Busana, Menjahit, Pertanian, Komputerisasi, Bengkel otomotif dan elektro, Bahasa Arab, serta Bahasa Inggris yang kesemuanya itu diajarkan oleh para ahlinya. Maka tak mengherankan disamping para lulusan Al-hikmah banyak yang menjadi Mubaligh atau bahkan memiliki pesantren sendiri di daerahnya masing-masing, tidak sedikit pula banyak santri Al-Hikmah yang mendapat beasiswa keluar negeri dan bekerja pada perusahaan-perusahaan otomotif terkemuka.

Diantara para alumnus yang sukses mendirikan pesantren sendiri di daerahnya dan mendapat beasiswa ke luar negeri ialah K.H. Mualim (Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jati Sawit, Bumi Ayu Brebes), K.H. Jazuli (Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Annuriyah, Bumi Ayu Brebes), Alm. K.H. Fauzan Zein (Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rembang), Syamsuri, Lc , H. Mukhlis Syafiq, Lc , Muhamad Hafidz (Alumni Al-Azhar University, Mesir) serta masih banyak yang lainnya.

Pondok Pesantren Al-Hikmah pun pernah juga ditunjuk  menjadi tuan rumah untuk event perlombaan bertemakan agama Islam dan pertemuan-pertemuan penting antar pesantren baik tingkat provinsi maupun nasional seperti, tuan rumah lomba MTQ tingkat nasional tahun 2006 dan pertemuan pengasuh Pondok Pesantren se Jawa Tengah dan Yogyakarta pada Februari 2011. Pondok pesantrem Al - Hikmah yang dahulunya hanyalah Pesantren Tahfidzul Qur’an yang kecil kini menjelma menjadi Pondok pesantren semi salafi dan merupakan salah satu yang tebesar di Jawa Tengah.

Tanggal 26 November 2011 santri, alumnus Al Hikmah, serta masyrakat Desa Benda berduka karena salah satu panutan mereka, pemimpin yang penuh kharisma yakni K.H. Masruri Abdul Mughni (Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah 2/Ro’is PWNU bag Syariah Jawa Tengah) berpulang ke rahmatullah di Madinah, Saudi Arabiya ketika sedang melaksanakan ibadah haji. Tanpa ridho Allah dan jasa-jasa para ulama-ulama yang disebut diatas tidak mungkin Pondok Pesantren Al-Hikmah menjadi besar seperti yang sekarang ini. Semoga Allah mengampuni segala dosa dan kesalahan para Ulama-ulama penerus ilmu Rasulullah baik yang disengaja maupun tidak dan menempatkan mereka di raudhatul janah amin ya robal alamin.



Sumber : Sebagian berasal dari buku Memo Madrasah Aliyah Al Hikmah 1 angkatan tahun 2009 dan sebagian lagi berdasarkan pengalaman pribadi sebagai santri angkatan 2006 -2009.

Sabtu, 15 Agustus 2015

KETURUNAN NABI MUHAMAD SAW

 AZMATKHAN

Azmatkhan merupakan salah satu marga dari golongan sayyid (habib/keturunan nabi Muhamad) yang berjasa menyebarkan agama islam di Nusantara, dakwah mereka ke Nusantara bahkan lebih dahulu ketimbang golongan sayyid yang lainnya macam Assegaf dll. Nama Azmatkhan berasal dari penggabungan dua kata dalam bahasa Urdu Azmat yang berarti mulia, terhormat; dan Khan yang memiliki arti komandan, pemimpin, atau penguasa. Nama ini disandangkan kepada Sayyid Abdul Malik bin Alawi Ammul-Faqih setelah ia menjadi menantu bangsawan Nasirabad, sebuah daerah di Gujarat India. Gelar “Khan” diberikan sebagaimana kepada keluarga bangsawan atau penguasa setempat.

berikut ini silsilah Azmatkhan: Sayyid Abdul Malik bin Alawi (Ammul Faqih Muqaddam) bin Muhammd Shahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alawi bin Muhammad bin Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa ar-Rumi bin Muhammad an-Naqib bin Ali al-Uraidhi bin Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib dan Fatimah az-Zahra binti Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.


Azmatkhan inilah nantinya akan melahirkan Wali Songo (Sunan maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Kali jaga, dan Sunan Gunung Jati) serta sultan-sultan di kerajaan Islam di Nusantara. Raden patah pendiri kerajaan Demak pun masih keturunan mereka.


perbedaan Azmatkhan dengan sayyid yang yang lainnya ialah mereka tidak begitu menonjolkan kebesaran akan nasab dan marga dibelakang nama mereka. mereka membaur dengan pribumi tanpa adanya batasan terkait perbedaan derajat seorang sayyid dan orang biasa.


waktu terus berputar, hingga kini keturunan Azmatkhan pun tersebar di seluruh nusantara, wajah mereka pun tidak seperti orang Arab lagi. mereka seperti kita orang Indonesia. jadi, anda sebagai orang Indonesia bisa jadi ada yang keturunan azmatkhan. jika anda keturunan Azmatkhan, itu artinya anda masih memiliki darah nabi Muhamad didalam jiwa dan raga anda. wallahu a'lam

RAMADHAN ALA BOCAH CONDET


 *penulis menulis tulisan ini pada tanggal 22 Juni 2015 yang lalu tepat pada saat bulan Ramadhan.


 BULAN RAMADHAN DAN CERITA KUE PUTU MAYANG-LAPIS DI CONDET

'' kueeee putu mayanggg, kueeeeee laaapisssss'', begitulah jingle khas penjual kue putu mayang dan lapis saat berkeliling condet.

condet merupakan sebuah perkampungan di timur Jakarta. kawasan tersebut dahulu terkenal akan buah Salak dan dukunya. salak condet bahkan dijadikan lambang kota Jakarta oleh pemerintah daerah. namun, ironisnya kini duku dan salak condet hanya tinggal cerita. mereka telah punah dan digantikan dengan rumah kontrakan hingga ruko pertokoan.

di Condet ada kebiasan unik tatkala bulan ramadhan datang. anak-anak di Condet, khususnya yang berada di kelurahan Balekambang biasa memanfaatkan moment ramadhan untuk berjualan kue putu mayang dan kue lapis keliling kampung. kebiasaaan berjualan kue putu mayang dan lapis keliling sudah berlangsung sejak puluhan tahun yang lalu.

adalah Mpok Mamah (54 th), dia merupakan agen dari kue putu mayang dan lapis. usahanya membuat kue dirintis sejak tahun 1990-an. rumahnya yang terletak di Gg. H. Yahya selalu dibuat riuh oleh suara anak-anak yang ingin menjual kue khas betawi tersebut.

''ya kita usaha begini udah dari dulu. kalau bulan puasa datang yaudah kita buat deh tu kue. anak-anak pada dateng sendiri tanpa kite suruh. cuman bedanya anak-anak dulu lebih rame yang mau jualan ketimbang sekarang''. tutur mpok mamah.

''anak-anak mah datang biasanya jam 9, biasanya tuh pada dateng ama temennya, bisa kali satu hari tuh ada 20an anak dateng ke mari'' jelas mpok asli betawi sambil terseyum.

pukul 9 pagi hingga 3 sore adalah waktu bejualan kue putu mayang dan kue lapis keliling. dalam menjajakan kue, biasanya anak-anak selalu berpasangan. satu diantara mereka membawa kue dan yang satunya lagi membawa air gula merah. teriknya matahari pun ternyata tak memadamkan semangat anak anak untuk berjualan. untuk upah, mereka mendapatkan bayaran sesuai dengan jumlah kue yang dibawa.

''saya dibayarnya tergantung jumlah kue yang saya bawa bang, kalo bawa 30 saya dikasih lima ribu. itu juga kalo kuenya abis semua''. jelas Imam (9th) bocah penjual kue.

''saya mah seneng aja bang jualan, kan dapat duit, duitnye kita tabung biar bisa beli mainan ntar pas lebaran''. tambah bocah berambut ikal tersebut.

rute yang biasa dilalui para bocah penjual kue putu mayang dan lapis adalah sekitar kelurahan Balekambang dan Batu Ampar. hebatnya, kebanyakan anak-anak ketika berjualan tetap dalam keadaan berpuasa. ketika lelah melanda, mereka pun beristirahat di moshala. seperti yang dilakukan Fahmi (13 th). dia selalu beristirahat di mushola sambil membasuh mukanya ditempat wudhu.
''biarpun jualan, saya tetap puasa bang, cuci muka juga ntar capeknya ilang''. jelas Fahmi.

sebagai kue khas betawi kue putu mayang dan kue lapis memang terkenal enak rasanya, apalagi ketika dicampur dengan air gula merah. rasanya yang legit begitu amat dicari oleh warga ketika bulan ramadhan.

Lis (27th) seorang warga condet kerap menanti kedatangan para bocah penjual kue putu mayang dan lapis. wanita ini amat menyukai kue lapis. biasanya dia membeli tiga kue, dimana ketiga kue itu nanti akan dimakan bersama suami dan anaknya ketika waktu berbuka puasa tiba.

''saya demen banget ama kue lapis, kuenya enak sih. saya taruh ke kulkas dulu biar adem, kan seger tuh ntar pas buka'' tutur wanita berkulit sawo matang tersebut sambil menggendong anaknya.
matahari pun semakin berjalan ke arah barat. jam di tangannya saya menunjukan pukul 16.00. selepas sholat ashar di moshoal Nurul Yaqin, motor supra x keluaran tahun 1998 pun dengan gagah perkasa mengantarkan saya ke pulang ke rumah.

Ahmad Khoerul Mizan.

17 AGUSTUSANNYA SUNGAI CILIWUNG JAKARTA

KALA CILIWUNG MENGHIAS DIRI SAMBUT 17 AGUSTUSAN

hari ini, pasca sholat subuh saya lari pagi dengan rute sepanjang jalan kayu manis Condet Balekambang hingga Rindam Jaya. ada yang berbeda tatkala saya memandang ke arah sungai ciliwung.

setelah beberapa bulan yang lalu dikeruk lumpur dan sampahnya, kini sungai ciliwung tampak lebih bersih. sungai tersebut pun terlihat lebih semarak dengan panggung, umbul umbul dan hiasan guna menyambut 17 Agustusan yang jatuh pada hari senin esok.

17 Agustus merupakan sebuah tanggal yang amat begitu sakral bagi bangsa Indonesia, kehadirannya selalu amat dinanti oleh ratusan juta penduduknya tak terkecuali warga bantaran sungai ciliwung.

70 tahun yang lalu, tepat ditanggal 17 Agustus tahun 1945, bapak proklamator Ir. Soekarno dengan semangatnya membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. peristiwa tersebut kemudian menjadi moment yang amat indah bagi sejarah bangsa Indonesia dan wajib hukumnya dirayakan setiap tahunnya.

memajang bendera di depan rumah,menghias kampung, arak arakan karnaval dan mengadakan berbagai macam perlombaan adalah ritual khusus tradisi yang kerap dilakukan warga bantaran sungai ciliwung. biasanya mereka melakukan lomba di pinggir sungai dengan kondisi sungai yang kotor dan penuh sampah.

untuk tahun ini acara 17 agustusan bagi warga bantaran sungai ciliwung akan sedikit berbeda dengan tahun -tahun sebelumnya. secara khusus Kodam Jaya Jayakarta menggelar Pesta Rakyat Ciliwung dengan menampilkan 17 pasar murah dan berbagai lomba tradisional di sepanjang bantaran Kali Ciliwung, dari Rindam Jaya sampai Kalibata Indah.

rencananya berbagai kegiatan lomba tradisional akan dilakukan selama satu hari pada tanggal 15 Agustus tepat di hari ini, Adapun kegiatan pasar murah akan menyediakan berbagai kebutuhan pokok serta menampilkan hiburan lokal, seperti orkes tanjidor dan pertunjukan ondel-ondel.

kedepannya, semoga saja harapan pemerintah DKI Jakarta akan menjadi kenyataan yakni menjadikan ciliwung sungai yang bersih, enak dipandang dan menjadi icon pariwisata Kota Jakarta.

Ahmad Khoerul Mizan
15 Agustus 2015