Rabu, 04 Maret 2015

Resensi Buku





Judul               :  Saddam The Untold Story
Penulis             :  June Cahyanintias
Penerbit          :  Hikmah ( Pt Mizan Publika) / cetakan 1 2007
Tebal               :  203 Halaman



Di dunia ini, siapakah orang yang tidak mengenali Sadam Husein ?, jawabannya tentu hampir semua orang di dunia ini pasti mengenali pria berkumis tebal itu. Mantan pemimpin Irak ini merupakan sosok yang dicintai sekaligus dibenci bagi masyarakat Irak Khususnya dan masyarakat dunia umumnya. Lelaki yang semasa kecilnya hidup di lingkungan miskin ini dielu – elukan bak pahlawan karena mampu menjadikan Irak negeri yang disegani di muka bumi ini.

Dibawah kepemimpinanya, dunia pendidikan di Irak ia modernisasikan, ia juga memperioritaskan  minyak Irak yang sebesar besarnya untuk rakyatnya. Namun demikian, sehebat apapun pemerintahan Sadam, bagi Suku Kurdi di Irak bara api kebencian tak akan pernah bisa padam. Bahkan putri – putri Sadam sendiri menyimpan kebencian terhadap ayahnya tersebut saat Sadam membunuh menantunya sendiri.

Sadam tak hanya memiliki musuh di dalam negeri saja. Bekas sekutunya, Amerika  begitu bernafsu untuk menghabisi dirinya. Sadam pun harus menyerah dan dipreteli habis – habisan oleh pemerintahan ciptaan Amerika. Kisah Sadam kemudian menyisakan sebuah moral: dalam politik, kawan ataupun lawan sungguh tidak mudah dibedakan. Lalu siapakah Sadam itu ? bagaimanakah perjalanan politik Sadam ?, dan kenapa Amerika begitu bernafsu untuk menghabisinya ?, hal hal itu akan dibahas dalam buku yang ditulis June Cahyaningtias dengan judul Saddam The Untold Story.

Buku ini menceritakan perjalanan Sadam dari bukan siapa siapa menjadi orang yang disegani sekaligus juga dibenci oleh dunia, terutama Amerika Serikat (AS). Membaca buku ini, kita serasa menonton sebuah Film. Penulis mengajak kita melihat betapa kotornya politik luar negeri Amerika. Sadam mungkin Cuma pion yang dikendalikan, bahkan dilenyapkan, untuk agenda besar Amerika.

Kelebihan dari buku ini yaitu dimana penulis menggunakan kata–kata yang mudah untuk di fahami. Alur perjalanan poltik Sadam hingga ia digulingkan oleh AS ditulis dengan begitu detail, karena pembahasannya dibuat dengan delapan bab. buku ini juga menampilkan karikatur komik tentang Sadam dan AS dengan celotehan humornya, dengan begitu pembaca pun tidak akan merasa bosan. melalui buku ini pula pembaca akan mengetahui bagaimana sejarah Irak pasca kudeta berdarah terhadap Jenderal Qasim di tahun 1963 hingga tewasnya Sadam Husein dalam tiang gantungan tahun 2006.

Untuk sisi kekurangannya, buku ini sangat subyektifitas terhadap Sadam. Saddam selalu diperlihatkan sebagai seorang yang berwibawa namun tertindas, sedangakan Amerika ditampilkan begitu arogan dan sangat bernafsu menghancurkan Sadam. Semetara itu, Dalam segi refrensi buku ini juga terlalu banyak mengambil sumber – sumber dari internet.

Buku yang terbagi atas delapan bab ini yang saling berkaitan satu sama lain. Bab pertama bertutur mengenai kehidupan Sadam dari masa kecil hingga ia mencapai kursi kepresidenan. Di bab ini diulas bagaimana Sadam yang tumbuh sebagai seorang berandal kemudian menemui keasyikan dalam poltik praktis serta kesenangan pada buku dan sejarah. yang sedikit banyak berpengaruh pada gaya politik dan visi yang lahir dari pandangan dunianya. Di bab ini pembaca mendapatkan pelajaran bahwa jika ingin menjadi orang besar kunci utamanya adalah banyak membaca buku dan tidak melupakan sejarah.

Bab kedua, melihat keterkaitan Sadam dengan budaya politik Tribalisme dan pan Arabisme. Dalam poltik budaya tribalisme adalah sama saja dengan Nepotiseme, sedangan pan Arabisme mencerminkan fanatic berlebihan terhadap kesukuan.

Bab ketiga mengurai konsepsi pan Arabisme sebagai ideology politik anti imperialis yang sebenarnya malah lahir dari imperialism itu sendiri. Kontadiski inilah yang pada gilirannya menimbulkan kontadiksi dalam penerapannya.
Di bab empat, pembaca akan diajak untuk melihat bagaimana kasus Anfal terjadi; bagaimana orang – orang Kurdi di Irak menjadi sebuah sasaran kebencian di Irak. Pembaca juga diajak menilik sisi pragmatis dari Sadam melalui pembahasan tentang kompleksitas hubungan Sadam dengan negara – negara barat, dalam upayanya membuka jalan memilki teknologi persenjataan  dan strategi militer modern sebagai sebuah sumber kekuatan untuk meraih kekuasaan yang lebih besar.

Bab lima, merekam bagaimana profil Sadam mengalami perubahan : dari sekutu kesayangan AS menjadi musuh yang paling dibenci. Bab keenam mengevaluasi upaya pembunuhan karakter Sadam melalui citra dan tontonan. Pada bab ini diuraikan strategi propaganda yang secara sistematis dilakukan pemerintah AS sejak masa perang Teluk II hingga perang Irak.

Bab ketujuh membahas pengaruh kaum intelektual di Amerika yang tergabung dalam sebuah imperialism AS di dunia. Di bab ini pembaca diajak melihat peran yang dimainkan kelompok neokonservatif di Amerika dalam formulasi kebijakan luar negeri AS, khusunya dalam rangka menjatuhkan Sadam melalui sebuah teori konspiratif yang mengaitkan Sadam dengan jaringan terror dunia.

Bab kedelapan , yang merupakan bab terakhir, akan menggenapi pembahasan pada bab – bab sebelunya, yakni menilai proses yudisial yang mengiringi momen menjelang akhir perjalanan Sadam. Bab ini merekam catatan evaluatif mengenai mekanisme persidangan yang controversial karena dinilai illegal dan tidak kompeten.

Sajian kisah perjalanan hidup Sadam yang dipaparkan dalam buku ini sangat lah menarik, dimana kita dapat melihat bagaimana kotornya dunia politik. Tiada teman tiada lawan yang ada adalah kepentingan itulah politik. Melalui buku ini, Sadam Husein adalah satu dari sekian banyak korban kotornya dunia perpolitikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar