Judul : Saddam The Untold Story
Penulis :
June Cahyanintias
Penerbit :
Hikmah ( Pt Mizan Publika) / cetakan 1 2007
Tebal :
203 Halaman
Di
dunia ini, siapakah orang yang tidak mengenali Sadam Husein ?, jawabannya tentu
hampir semua orang di dunia ini pasti mengenali pria berkumis tebal itu. Mantan
pemimpin Irak ini merupakan sosok yang dicintai sekaligus dibenci bagi
masyarakat Irak Khususnya dan masyarakat dunia umumnya. Lelaki yang semasa
kecilnya hidup di lingkungan miskin ini dielu – elukan bak pahlawan karena
mampu menjadikan Irak negeri yang disegani di muka bumi ini.
Dibawah
kepemimpinanya, dunia pendidikan di Irak ia modernisasikan, ia juga
memperioritaskan minyak Irak yang
sebesar besarnya untuk rakyatnya. Namun demikian, sehebat apapun pemerintahan
Sadam, bagi Suku Kurdi di Irak bara api kebencian tak akan pernah bisa padam.
Bahkan putri – putri Sadam sendiri menyimpan kebencian terhadap ayahnya
tersebut saat Sadam membunuh menantunya sendiri.
Sadam
tak hanya memiliki musuh di dalam negeri saja. Bekas sekutunya, Amerika begitu bernafsu untuk menghabisi dirinya. Sadam
pun harus menyerah dan dipreteli habis – habisan oleh pemerintahan ciptaan
Amerika. Kisah Sadam kemudian menyisakan sebuah moral: dalam politik, kawan
ataupun lawan sungguh tidak mudah dibedakan. Lalu siapakah Sadam itu ?
bagaimanakah perjalanan politik Sadam ?, dan kenapa Amerika begitu bernafsu
untuk menghabisinya ?, hal hal itu akan dibahas dalam buku yang ditulis June
Cahyaningtias dengan judul Saddam The Untold Story.
Buku
ini menceritakan perjalanan Sadam dari bukan siapa siapa menjadi orang yang disegani
sekaligus juga dibenci oleh dunia, terutama Amerika Serikat (AS). Membaca buku
ini, kita serasa menonton sebuah Film. Penulis mengajak kita melihat betapa
kotornya politik luar negeri Amerika. Sadam mungkin Cuma pion yang
dikendalikan, bahkan dilenyapkan, untuk agenda besar Amerika.
Kelebihan
dari buku ini yaitu dimana penulis menggunakan kata–kata yang mudah untuk di
fahami. Alur perjalanan poltik Sadam hingga ia digulingkan oleh AS ditulis
dengan begitu detail, karena pembahasannya dibuat dengan delapan bab. buku ini
juga menampilkan karikatur komik tentang Sadam dan AS dengan celotehan
humornya, dengan begitu pembaca pun tidak akan merasa bosan. melalui buku ini
pula pembaca akan mengetahui bagaimana sejarah Irak pasca kudeta berdarah
terhadap Jenderal Qasim di tahun 1963 hingga tewasnya Sadam Husein dalam tiang
gantungan tahun 2006.
Untuk
sisi kekurangannya, buku ini sangat subyektifitas terhadap Sadam. Saddam selalu
diperlihatkan sebagai seorang yang berwibawa namun tertindas, sedangakan
Amerika ditampilkan begitu arogan dan sangat bernafsu menghancurkan Sadam.
Semetara itu, Dalam segi refrensi buku ini juga terlalu banyak mengambil sumber
– sumber dari internet.
Buku
yang terbagi atas delapan bab ini yang saling berkaitan satu sama lain. Bab pertama
bertutur mengenai kehidupan Sadam dari masa kecil hingga ia mencapai kursi
kepresidenan. Di bab ini diulas bagaimana Sadam yang tumbuh sebagai seorang
berandal kemudian menemui keasyikan dalam poltik praktis serta kesenangan pada
buku dan sejarah. yang sedikit banyak berpengaruh pada gaya politik dan visi
yang lahir dari pandangan dunianya. Di bab ini pembaca mendapatkan pelajaran
bahwa jika ingin menjadi orang besar kunci utamanya adalah banyak membaca buku
dan tidak melupakan sejarah.
Bab
kedua, melihat keterkaitan Sadam dengan budaya politik Tribalisme dan pan
Arabisme. Dalam poltik budaya tribalisme adalah sama saja dengan Nepotiseme,
sedangan pan Arabisme mencerminkan fanatic berlebihan terhadap kesukuan.
Bab
ketiga mengurai konsepsi pan Arabisme sebagai ideology politik anti imperialis
yang sebenarnya malah lahir dari imperialism itu sendiri. Kontadiski inilah
yang pada gilirannya menimbulkan kontadiksi dalam penerapannya.
Di
bab empat, pembaca akan diajak untuk melihat bagaimana kasus Anfal terjadi;
bagaimana orang – orang Kurdi di Irak menjadi sebuah sasaran kebencian di Irak.
Pembaca juga diajak menilik sisi pragmatis dari Sadam melalui pembahasan
tentang kompleksitas hubungan Sadam dengan negara – negara barat, dalam
upayanya membuka jalan memilki teknologi persenjataan dan strategi militer modern sebagai sebuah
sumber kekuatan untuk meraih kekuasaan yang lebih besar.
Bab
lima, merekam bagaimana profil Sadam mengalami perubahan : dari sekutu
kesayangan AS menjadi musuh yang paling dibenci. Bab keenam mengevaluasi upaya
pembunuhan karakter Sadam melalui citra dan tontonan. Pada bab ini diuraikan
strategi propaganda yang secara sistematis dilakukan pemerintah AS sejak masa
perang Teluk II hingga perang Irak.
Bab
ketujuh membahas pengaruh kaum intelektual di Amerika yang tergabung dalam
sebuah imperialism AS di dunia. Di bab ini pembaca diajak melihat peran yang
dimainkan kelompok neokonservatif di Amerika dalam formulasi kebijakan luar
negeri AS, khusunya dalam rangka menjatuhkan Sadam melalui sebuah teori
konspiratif yang mengaitkan Sadam dengan jaringan terror dunia.
Bab
kedelapan , yang merupakan bab terakhir, akan menggenapi pembahasan pada bab –
bab sebelunya, yakni menilai proses yudisial yang mengiringi momen menjelang
akhir perjalanan Sadam. Bab ini merekam catatan evaluatif mengenai mekanisme
persidangan yang controversial karena dinilai illegal dan tidak kompeten.
Sajian
kisah perjalanan hidup Sadam yang dipaparkan dalam buku ini sangat lah menarik,
dimana kita dapat melihat bagaimana kotornya dunia politik. Tiada teman tiada
lawan yang ada adalah kepentingan itulah politik. Melalui buku ini, Sadam
Husein adalah satu dari sekian banyak korban kotornya dunia perpolitikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar